AMNIOSKOPI
Amnioskopi
adalah pemeriksaan antenatal terhadap warna air ketuban (normal : jernih,
abnormal : kuning-hijau) dan partikel-partikel yang tersuspensi, untuk
mengetahui adanya bahaya intra-uterin terhadap janin. (
Amnioskopi
adalah pemeriksaan menggunakan teropong yang disebut amnioskop, dimasukkan
lewat dinding abdomen untuk melihat janin dan cairan amnion. Cairan yang jernih
dan tidak berwarna merupakan cairan amnion yang normal. (Kamus Istilah
Kebidanan, Siti Maimunah, Amd.Keb., S.Pd)
Prosedur
Ketuban
utuh divisualisasi menggunakan endoskop bercahaya yang dimasukkan melalui
kanalis servikalis.
·
Pasien ditempatkan pada posisi litotomi
·
Desinveksi vulva dan vagina
·
Masukkan tabung amnioskop beserta trokar kedalam ostium internum
·
Lepaskan trokar
·
Cahaya dipantulkan daribagian terendah janin atau dari serpihan-serpihan
verniks
Indikasi
·
Toksemia
·
Postmaturitas
·
Kesalahan perkembangan intra-uterin
·
Kecurigaan insufiensi plasenta
·
Diabetes meternal
Kontraindikasi
·
Plasenta previa
Kepentingan klinis bidang
·
Jernih atau seperti susu : normal
·
Kuning : curiga inkompatibilitas rhesus, penyakit hemolitik bayi baru lahir
·
Hijau : adanya mekonium; curiga hipoksia janin; semakin homogen dan semakin
gelap warna cairan ketuban, semakin lama proses asfiksi sudah berlangsung;
semakin pekat kandungan mekonium (seperti “sup kacang polong”), semakin berat
afiksasinya.
·
Warna seprti daging : curiga kematian intra-uterin
·
Jumlah cairan ketuban berkurang : terutama karena insufisiensi plasenta
·
Tidak ada cairan amnion : oligohidramnion atau robekan selaput ketuban
letak tinggi
·
Verniks : berkolerasi dengan maturitas janin; tidak adanya verniks,
menandakan usia yang mendekati cukup bulan
(
Komplikasi
Resiko
amniostesis sangat kecil :
·
Ruptur iatrogenik : 1%
·
Nyeri : 5% sebelum cukup bulan, 25% pada usia cukup bulan atau postmatur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar